Tabel sebelah adalah sejarah hutang RI sejak 2001. Hutang semakin lama semakin besar tetapi jika hutang dinyatakan dalam dollah kenaikan hutang rata2 pertahun hanyalah 0.7% |
|
Suatu usaha yang berkembang baik akan meningkat omzetnya, labanya, mesin2nya, karyawan2nya, pelanmggannya, dll dan juga modalnya. Terkadang pertumbuhan lebih cepat dari pertambahan modal. Untuk itu si E bisa mengajak I kongsian tetapi I bukan mitra yang murah karena ia menuntut marjin laba yang setara. Yang lebih narimo ing pandhum adalah K, ia hanya menuntut imbalan yang rendah. Tanpa utang pertumbuhan omzet akan sangat lambat.
Demikian pula halnya dengan suatu negara. Ukurannya bukan omzet tetapi PDB = Produk Domestik Bruto atau GDP = Gross Fomestic Bruto. PDB bisa diukur dengan dua cara yaitu
PDB = konsumsi + investasi + belanja negara + ekspor - impor.
PDB = sewa + upah/gaji + riba + laba.Demikian pula halnya dengan suatu negara. Ukurannya bukan omzet tetapi PDB = Produk Domestik Bruto atau GDP = Gross Fomestic Bruto. PDB bisa diukur dengan dua cara yaitu
PDB = konsumsi + investasi + belanja negara + ekspor - impor.
Dari situ kelihatan bahwa semangkin banyak belanja semangkin PDB naik, semangkin banyak yang upahnya naik semangkin baik. dari situ kelihatan sosok Pareto, siapakah gerangan penyumbang PDB terbesar? Upah?, Gaji? Riba Deposito? Bukan, yang terbesar adalah LABA. Yang dihasilkan oleh E+I. Bill adalah ikon E dan Warren adalah ikon I. Lihat rajah jarinya
Untuk mengimbangi pertambahan PDB kadang2 modal negara tidak cukup dan harus 'diganjal' dengan utang. Simaklah sejarah PDB RI, dalam milyar dollah.
Utang RI dari tahun ketahun naik tetapi bukan itu ukurannya, ukurannya adalah rasio utang terhadap PDB yang semangkin lama semangkin mengecil. Tampak jelas bahwa utang RI sangat sehat bahkan kekecilan karena untuk ukuran Eropah debt-to-GDP ratio sebaiknya dibawah 60%. Lihat peta sbb :
|
Untuk mengimbangi pertambahan PDB kadang2 modal negara tidak cukup dan harus 'diganjal' dengan utang. Simaklah sejarah PDB RI, dalam milyar dollah.
1998 | 1999 | 2000 | 2001 | 2002 | 2003 | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
95,4 | 140,0 | 150,2 | 141,2 | 172,9 | 208,3 | 256,0 | 284,0 | 364,2 | 420,0 | 467,0 |
1998 adalah tahun kita kejeblos diikuti dengan tahun pemulihan dan mulai melaju dan saat ini terganjal lagi oleh krisis USA. Sejak 1998
| Pendapatan perkapita naik sikit demi siki |
Suatu hutang dinilai baik atau buruk melalui beberapa kriteria. Pada perusahaan2 misalnya dinilai apakah rasio modal-utang cukup. Untuk negara ukurannya adalah rasio utang terhadap PDB.
2001 | 2002 | 2003 | 2004 | 2005 | 2006 | 2007 | 2008 | 2009 |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
77% | 67% | 61% | 56% | 47% | 39% | 35,8% | 34.7% | 31.1% |
Utang RI dari tahun ketahun naik tetapi bukan itu ukurannya, ukurannya adalah rasio utang terhadap PDB yang semangkin lama semangkin mengecil. Tampak jelas bahwa utang RI sangat sehat bahkan kekecilan karena untuk ukuran Eropah debt-to-GDP ratio sebaiknya dibawah 60%. Lihat peta sbb :
Jepang adalah negara dengan rasio gila2an, negara kemblegan utang. Utang dari siapa? Warganya sendiri!!!. USA (biru) dan Jerman mencapai rasio lebih dari 60%, apalagi sekarang ketika negara2 harus menalangi persero2nya yang sekarat.
PDB = konsumsi + investasi + belanja negara + ekspor - impor.
Jaman HMS negara aktif melakukan 'belanja negara' berrupa Repelita I sampai V. Jaman itu, mengikiti hukum Pareto barangkali 80% PDB adalah akibat belanja negara. Semangkin bertambah tahun belanja negara, dibanding investasi swasta, semangkin mengecil. Inilah NeoLiberalisme. Peran negara dipasar berkurang digantikan oleh 'pelaku pasar. Sikit demi sikit lama2 jadi bukit.
Siapakah gerangan arkitek yang berperan besar dalam menciptakan indikator2 yang mengesankan seperti ini? Lihat karirnya, lihat rajahnya
1. Pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999) pimpinan Presiden BJ Habibie, Boediono menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
2. Boediono juga pernah menjabat Menteri Keuangan Indonesia dalam Kabinet Gotong Royong (2001–2004) pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri.
3. Boediono menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu (5 Desember 2005 – 17 Mei 2008)
4. Sekarang menjadi cawapres
5. Rekam jejaknya sejak 1998
a. PDB naik dari 95 ke 467 milyar dollah
b. Pendapatan perkapita naik dari 770 menjadi lebih dari 2,000
c. Rasio utang menurun dari 77% menjadi 31%
PDB = konsumsi + investasi + belanja negara + ekspor - impor.
Jaman HMS negara aktif melakukan 'belanja negara' berrupa Repelita I sampai V. Jaman itu, mengikiti hukum Pareto barangkali 80% PDB adalah akibat belanja negara. Semangkin bertambah tahun belanja negara, dibanding investasi swasta, semangkin mengecil. Inilah NeoLiberalisme. Peran negara dipasar berkurang digantikan oleh 'pelaku pasar. Sikit demi sikit lama2 jadi bukit.
Siapakah gerangan arkitek yang berperan besar dalam menciptakan indikator2 yang mengesankan seperti ini? Lihat karirnya, lihat rajahnya
1. Pada Kabinet Reformasi Pembangunan (1998-1999) pimpinan Presiden BJ Habibie, Boediono menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.
2. Boediono juga pernah menjabat Menteri Keuangan Indonesia dalam Kabinet Gotong Royong (2001–2004) pada masa pemerintahan Presiden Megawati Sukarnoputri.
3. Boediono menjabat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada Kabinet Indonesia Bersatu (5 Desember 2005 – 17 Mei 2008)
4. Sekarang menjadi cawapres
5. Rekam jejaknya sejak 1998
a. PDB naik dari 95 ke 467 milyar dollah
b. Pendapatan perkapita naik dari 770 menjadi lebih dari 2,000
c. Rasio utang menurun dari 77% menjadi 31%
0 komentar:
Post a Comment