2. Kemampuan



Rumus ke III dari Socrates :
“ Know Yourself “

Banyak yang tidak mengenali kekuatan2 / kelemahan2 sendiri. Sedikit dari kita menilai diri terlalu tinggi. Mbagusi, gembèlèngan, kemlinthi, arogan, sombong, takabur, dll. Sedihnya, kebanyakan malah menilai diri terlalu rendah. Padahal mereka sangat sangat potensial. Mereka rendah diri, tidak pédé. Tidak memiliki keberanian untuk memunculkan ide2nya. Takut ditertawakan. Takut salah. Takut dipecat, takut gagal, kurang punya nyali, dll, dll, yang sifatnya negatip; yang menghambat potensinya.

Kita mulai dengan membicarakan ability. Kemampuan bukanlah kecerdasan akademis walaupun ada keterkaitannya. Banyak sekali pekerjaan2 tertentu yang memerlukan kecerdasan akademis. Kecerdasan akademis bukanlah jaminan. Bahkan ada anekdot di USA, bahwa yang kelewat cerdas malah disumbang oleh yang bodoh2 Lulusan terbaik kebanyakan jadi dosen, peneliti, dll di Universitas tempat mereka belajar. Penyumbangnya siapa ? Yaitu, yang sekolahnya bodoh2 tadi. Mereka menjadi wiraswasta dan kaya raya, datang kekampus menyumbang kawan2nya yang dulu bak bintang kejora.

Yang benar, tidak ada orang sukses yang bodoh. Orang2 yang sukses selalu cerdas walau tidak selalu dalam konotasi cerdas akademis. Tetapi, ini tidak bisa dibalik. Yang cerdas disekolah tidak selalu sukses.

Yang dimaksud dengan ability disini adalah berbagai kecakapan. Kecakapan lain misalnya kecakapan berkomunikasi. Kecakapan konseptual. Kecakapan menjual. Kecakapan memimpin. Kecakapan berinteraksi. Kecakapan membuat keputusan, manajerial, negosiasi. dll. Termasuk tentunya kecakapan akademis. Sayangnya, kecakapan2 ini tidak diajarkan di kampus2. Ini harus dipelajari dikampus jalanan.

Seorang kawan saya dulu bintang kejora dikampus. Ia kemudian bekerja di xxx Karya. Waktu kena krismon kena PHK dan sampai sekarang terpuruk dalam belitan ekonomi. Mengapa si cemerlang terpuruk ? Karena kecakapan yang dimiliki tidak sesuai dengan jabatannya. Atau, ia tidak memiliki kepandaian yang dibutuhkan dalam jabatannya. Ia bagaikan elang dalam sangkar.

Seorang bintang kejora lain bekerja di perusahan minyak. Pas ! Ia menjadi orang berpangkat disana, setara dengan Vice President Enginering. Ia insinyir par excellence menggunakan kecermelangannya dalam mengatasi masalah teknik yang rumit. Ia bisa dan ia melejit. Seperti bebek kecemplung kolam.

Sulit merumuskan dengan tepat apa kecakapan yang kita butuhkan karena terlalu beragamnya kebutuhan. Tiap situasi membutuhkan kecakapan tertentu. Amin mungkin manajer consumer gód yang andal. Tetapi sebagai wiraswasta ia sama sekali tidak mumpuni. Apalagi jadi mentri, mbèl gèdès. Menjadi profesional, birokrat, corporate warrior, juragan, politisi, artis, masing2 membutuhkan kecakapan yang ber-beda2. Sekarang semua orang grudugan sekolah MM. Mereka tidak tahu bahwa tidak semua bisa menjadi manajer yang baik. Banyak yang memaksa diri menjadi wiraswasta dan berujung dengan kebangkrutan. Mereka kira, menjadi juragan adalah jalan pintas cepat kaya.

Jadi bagaimana ? Kembali lagi ke rumus diatas : Know thyself. Terkadang, bahkan ybs tidak tahu kemampuannya. Contoh, Mike Thyson. Cus d’Amato menemukan bakat pada pemuda berandalan ini. Yang kedua, mengembangkan kemampuan2 lain, terutama yang dibutuhkan dalam menunjang karir anda. Apa saja ?

Banyak, antara lain berbicara, berinteraksi, berkomunikasi, menyusun konsep, memimpin, menyelia, menjual, berunding, membuat kesepakatan (deal), menganalisis, membaca situasi, menyusun strategi, membuat jadwal, skema, skenario, membujuk, mempengaruhi, mengatasi konflik. Deret ini silahkan teruskan sendiri. Anda lebih tahu. Sampai kekemampuan yang bersifat keras. Mengintimidasi, berdebat, memaksakan kehendak, intrik, bersikukuh, luwes, kolusi, bersaing, berkelit, menggertak, dll.

Kemudian masih ada lagi penguasan pada bidang2 yang anda langsung geluti sampai hal2 yang terkait. Bahkan yang tidak terkait. Perpajakan, perbankan, hukum, aturan2, spesifikasi2 teknis, perkapalan, dst, dst. Dengan kecerdasan yang anda miliki, ini malahan relatip gampang. Yang susah yang disebut duluan diatas, tidak ada sekolahnya. Harus belajar dari kampus jalanan.

`Apakah dengan kemampuan, semua beres ? Belon ! Seperti halnya ide yang bobotnya hanya sepersen, kemampuan atau ability ternyata nilainya juga tidak besar. Ada yang lebih besar atau lebih menentukan dari itu.


Lanjutken ke 3. Definisi Sikap

1 komentar:

heirma on 12:39 PM said...

Kibroto, saya suka sekali gaya dan isi tulisan anda,... saya juga percaya yang ringan itu tidak selalu kosong dan tidak berisi...

 

Xibroto Files

Friends

About Us

Xibroto Files Copyright © 2009 BeepTheGeek is Designed by Gaganpreet Singh