Dasar2 Kapitalisme I


Saya lihat cukup banyak yang ingin teu tentang kapitalisme. Banyak yang sama sekali tidak punya gambaran dan ber-tanya2 kenapa saham naik turun, ngapain juwal beli BUMN, bukankah riba haram?, ngapain pemerintah refot2 membailout?, mbok wîs dibiarken saja kenapa?, apa bedanya PT, CV, dan Tbk?, kenapa bursa modal modar?

Saya akan coba beriken gambaran sangat sangat sederhana tentang kapitalisme sedemikian rupa sehingga yang semula tak tahu apa2 bisa mengikuti perbincangan. Jangan sampai pula berkomentar yang membuatnya ketahuan bahwa ia tak tahu apa2. angka2 yang saya pakai adalah angka2 fiktif yang sifatnya dramatisasi agar mudah dicerna. Uraian ini jelas tidak memadai. Orang harus menambah sendiri apa yang ingin diketahui.

Dasar2 kapitalisme adalah antara lain.

1. Keserakahan itu baik.

Image

Image

2. Saling mempercayai dalam persekutuan beberapa pihak

Image

3. Kemitraan sama2 untung.

Image

Tahap I, Entrepreneur Tradisional
Yang disebut entrepreneur tradisional ialah orang2 yang memakai modal sendiri untuk cari untung. Modal tidak harus uang, bisa apa saja seperti wajah cantik dan bodi aduhai Maria Ozaru adalah kapitalis modal sendiri. Ada pula yang menjajaken modalnya tidak di Wall Street tetapi di Sarkem Street.

Image

Sarkem = PaSAR KEMbang
http://zamrul.files.wordpress.com/2009/01/sarkem.jpg

Seorang E(ntreprenueur) atau B(usinessman) memliki modal 1000. Misalnya dalam setahun mendapat laba 400.

Tahap II, Pelipatgandaan melalui Kemitraan.
Timbulah keserakahan dalam diri E. Jika modal 200 dan yang 800 adalah hutang dari K(reditor) dengan riba 5% maka ia menghasilken laba 400 dikurangi bunga 5%x800 = 400-40 = 360. Karena uangnya 1000, ia bisa buka lima cabang sehingga laba berlipat menjadi 5x360=1800.

Tanpa kerja sama dengan K, laba E hanyalah 400. Dengan kerjasama labanya berlipat menjadi 1,800.

Semangkin besar suatu bisnis semangkin efisien yang beratri laba semangkin besar. Untuk itu ia mengundang I(nvestor) kongsian. Ia mampu membuka sekaligus 10 hotel, bukan lima. Maka terjadilah trio E+I+K. Kataken saja laba E belipat dari 1,800 menjadi 2,500. Mula2 ia sorangan wae sebagai E tradisional menghasilken laba 400, lantas 1,800, lantas 2,500. Selesai? Belum!

Tahap III, size does a matter.
Selain ukuran besar membuat lebih efisien, ukuran besar adalah untuk nginjek2 lawan2nya.

Image

Dari laba 2500 1,250 distor ke kantor pajak sisa 1,250. E ambil 250 untuk keperluan dia dan mbagusi. Sisanya ditanamken lagi sehingga perusahaan semangkin besar. maka modalnya menjadi 2000 dan kataken saja laba menjadi 5000. Laba2 ini terus menerus ditanamken sehingga perusahaannya membengkak menjadi sangat besar.

Dari ketiga kongsi itu yang paling besar keuntungannya adalah pihak keempat yaitu N(EGARA). Jika E laba 2,500 maka ia dikenaken pajak persero kataken saja 30%x2500 = 750. Maka laba sisa E adalah 2500-750=1750. Yang 250 ia ambil untuk keperluan pribadi. Waktu mengambil E kena pajak dividen kataken saja 30%x250= 75.

Negara yang paling untung
Uang sisa laba yang 1500 jika semua ditarik sebagai dividen untuk poya2 maka 30% atau 450 akan diembat kantor pajak. Jika diinvestasiken lagi baik keperusahaan yang ada maupun baru, negara tidak akan memajaki. Dengan kata lain, negara MEMAKSA E untuk terus menerus berinvestasi melalui kebijakan pajak berganda. Apa tujuannya? Semangkin besar laba E karena penggelembungan modal, semangkin besar pula laba yang bisa diembat negara. Selain itu, menciptaken lapangan kerja.

Itulah dasar2 kapitalisme : keserakahan, pelipat gandaan, kemitraan, hubungan saling menguntungken, dan ukuran. Pihak yang paling diuntungken tentu saja dalam hal ini adalah negara. Banyak yang tak paham bahwa belanja2 negara (gaji PNS, subsidi, infrastruktur, dll) berasal dari pajak. Banyak yang tak paham bahwa perusahaan2 adalah kekayaan negara. Jika perusahaan2 memble, negara ikut memble.

Bersambung ke Dasar2 Kapitalisme II

0 komentar:

 

Xibroto Files

Friends

About Us

Xibroto Files Copyright © 2009 BeepTheGeek is Designed by Gaganpreet Singh