Fakta, bahwa Faktor Eksternal mempengaruhi sukses adalah pernyataan sahih yang tidak bisa dibantah. Namun prakteknya tidak selalu begitu. Pada akirnya Faktor Internallah yang lebih menentukan.
Ini bermakna bahwa anda harus matak aji mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan segala cuaca, situasi dan kondisi. Anda sudah niat menjadi mumpuni, dimanapun dan kapanpun anda ditempatkan. Mo jadi tukang ingsinyir kek, tukang bakul kek, corporate gladiator kek, no prablim-lah. Mo mulai dari satpam kek, dari kasir kek, oke.
Jika sampai kawan2 berguguran, andapun mungkin terluka parah tetapi anda tetap bertahan survive. Jika anda teroris, maka anda teroris yang tertangkap paling akir. Dan – bisa melarikan diri ! Jika anda ditempatkan diperusahaan yang hidup segan matipun tak hendak, anda bisa menyelamatkan perusahaan ini menjadi menghasilkan laba. Apalagi, jika anda ditempatkan di blue chip – anda akan berkibar !
Agar kita menggembleng diri sendiri. To become a man of all season. Menjadi manusia tahan gebug. Jika digebugi saja kita tahan, apa lagi jika faktor eksternal mendukung. Wuahhhh ....
Kiat ini sebenarnya sudah kita bicarakan. Simaklah
Do what you love, love what you do, ... dst .... Harvey Mackay
Do what you love = Pertama, cari kerjaan yang kau sukai.
Love what yo do = Kalau nggak dapat, sukai apa yang ditangan
Atau yang lain :
“ If you don't like something, change it. If you can't change it, change your attitude. Don't complain. (Maya Angelou)
Jika yang kau dapat (FE) tidak sesuai dengan harapan (FI), rubahlah (cari FE lain, misalnya). Jika sulit mendapatkan (FE yang sesuai), rubahlah sikapmu (FI). Jangan me-rengek2 !
Ada satu kata mutiara yang layak kita kaji, dari Henry Ford yang sangat tersohor, yang dinobatkan menjadi Word of Wisdom paling favorit.
Whether you think you can or whether you think you can't, you're right!
Apakah kau pikir bisa atau tidak bisa, kau benar !
Jika kau berpikir tidak bisa mengatasi masalah external, maka pendapatmu benar. Kau tidak bakalan bisa atasi masalah external. Jika pendapat anda bahwa anda bisa meniti karir dengan baik, maka pendapat anda benar adanya. Jika kau pikir kau tak bisa lebih dari kuli, maka pendapatmu benar. Kau tidak lebih dari kuli. Jika kau pikir kau tidak bisa kajèn, maka pendapatmu tidak salah. Orang tidak akan ngajènimu karena kau saja tidak menghargai dirimu. Jika kau pikir kau bisa jadi direktur, pendapatmu benar. Whatever ! Apapun yang kau yakini, begitulah jadinya. Jika yang kau pikir adalah hal2 yang positip2, maka hal2 positiplah yang kau dapat. Jika kau penuhi pikiranmu dengan sampah, maka benar, kau tak lebih dari seonggok sampah.
Ini adalah fenomena yang sangat mengherankan. Hanya dengan mengubah sikap berpikir, dunia menjadi lain. Dulu pernah saya mentertawakan seseorang yang diatas kertas tidak bakalan jadi direktur. Ah, orang gé-èr. Herannya, ia benar2 jadi direktur ! Faktanya, kata mutiara ini telah menjadi jawara, sebagai ungkapan yang paling favorit. Artinya, banyak orang yang membenarkan bahkan membuktikannya.
Di Malaysia ini bahkan menjadi slogan nasional. Jika anda sedang di Malaysia anda akan menemui banyak poster2 berbunyi : Malaysia Boleh. Boleh dalam bahasa Malaysia adalah bisa. Poster tersebut harus dibaca dalam bahasa kita : Malaysia Bisa. Bahkan sebuah negara menganggap kata2 itu, ‘saya bisa’, sebuah slogan nasional. Tentunya ini bukan ungkapan kosong. Mulai sekarang kita biasakan dengan begin with ‘saya bisa’. Susah memang karena hati kecil kita sering menyabot. Ah, bisakah saya ?
Katakan, saya bisa. Begin with end. Tiap kali memulai sesuatu (begin), katakan (end) ini : saya bisa. Banyak yang beranjak dengan sikap salah, meragukan kebisaannya.
Ini bermakna bahwa anda harus matak aji mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan segala cuaca, situasi dan kondisi. Anda sudah niat menjadi mumpuni, dimanapun dan kapanpun anda ditempatkan. Mo jadi tukang ingsinyir kek, tukang bakul kek, corporate gladiator kek, no prablim-lah. Mo mulai dari satpam kek, dari kasir kek, oke.
Jika sampai kawan2 berguguran, andapun mungkin terluka parah tetapi anda tetap bertahan survive. Jika anda teroris, maka anda teroris yang tertangkap paling akir. Dan – bisa melarikan diri ! Jika anda ditempatkan diperusahaan yang hidup segan matipun tak hendak, anda bisa menyelamatkan perusahaan ini menjadi menghasilkan laba. Apalagi, jika anda ditempatkan di blue chip – anda akan berkibar !
Agar kita menggembleng diri sendiri. To become a man of all season. Menjadi manusia tahan gebug. Jika digebugi saja kita tahan, apa lagi jika faktor eksternal mendukung. Wuahhhh ....
Kiat ini sebenarnya sudah kita bicarakan. Simaklah
Do what you love, love what you do, ... dst .... Harvey Mackay
Do what you love = Pertama, cari kerjaan yang kau sukai.
Love what yo do = Kalau nggak dapat, sukai apa yang ditangan
Atau yang lain :
“ If you don't like something, change it. If you can't change it, change your attitude. Don't complain. (Maya Angelou)
Jika yang kau dapat (FE) tidak sesuai dengan harapan (FI), rubahlah (cari FE lain, misalnya). Jika sulit mendapatkan (FE yang sesuai), rubahlah sikapmu (FI). Jangan me-rengek2 !
Ada satu kata mutiara yang layak kita kaji, dari Henry Ford yang sangat tersohor, yang dinobatkan menjadi Word of Wisdom paling favorit.
Whether you think you can or whether you think you can't, you're right!
Apakah kau pikir bisa atau tidak bisa, kau benar !
Jika kau berpikir tidak bisa mengatasi masalah external, maka pendapatmu benar. Kau tidak bakalan bisa atasi masalah external. Jika pendapat anda bahwa anda bisa meniti karir dengan baik, maka pendapat anda benar adanya. Jika kau pikir kau tak bisa lebih dari kuli, maka pendapatmu benar. Kau tidak lebih dari kuli. Jika kau pikir kau tidak bisa kajèn, maka pendapatmu tidak salah. Orang tidak akan ngajènimu karena kau saja tidak menghargai dirimu. Jika kau pikir kau bisa jadi direktur, pendapatmu benar. Whatever ! Apapun yang kau yakini, begitulah jadinya. Jika yang kau pikir adalah hal2 yang positip2, maka hal2 positiplah yang kau dapat. Jika kau penuhi pikiranmu dengan sampah, maka benar, kau tak lebih dari seonggok sampah.
Ini adalah fenomena yang sangat mengherankan. Hanya dengan mengubah sikap berpikir, dunia menjadi lain. Dulu pernah saya mentertawakan seseorang yang diatas kertas tidak bakalan jadi direktur. Ah, orang gé-èr. Herannya, ia benar2 jadi direktur ! Faktanya, kata mutiara ini telah menjadi jawara, sebagai ungkapan yang paling favorit. Artinya, banyak orang yang membenarkan bahkan membuktikannya.
Di Malaysia ini bahkan menjadi slogan nasional. Jika anda sedang di Malaysia anda akan menemui banyak poster2 berbunyi : Malaysia Boleh. Boleh dalam bahasa Malaysia adalah bisa. Poster tersebut harus dibaca dalam bahasa kita : Malaysia Bisa. Bahkan sebuah negara menganggap kata2 itu, ‘saya bisa’, sebuah slogan nasional. Tentunya ini bukan ungkapan kosong. Mulai sekarang kita biasakan dengan begin with ‘saya bisa’. Susah memang karena hati kecil kita sering menyabot. Ah, bisakah saya ?
Katakan, saya bisa. Begin with end. Tiap kali memulai sesuatu (begin), katakan (end) ini : saya bisa. Banyak yang beranjak dengan sikap salah, meragukan kebisaannya.
Lanjutken ke 12. Menyikapi Faktor Eksternal
0 komentar:
Post a Comment